PENGERTIAN DAN PROSES PRODUKSI
1.
Pengertian
proses produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara,
metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin,
bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan
untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara,
metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah
kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu
barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara,
metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan
menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas,
dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar
lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
2.
Macam Macam Wujud Proses Produksi
1. Proses kimia : adalah proses produksi yang menggunakan sifat
kimia.
2. Proses perubahan bentuk : adalah proses produksi dengan merubah
bentuk.
3. Proses asembling : adalah proses
produksi menggabungkan komponen-komponen mejadi produk akhir.
4. Proses transportasi : adalah proses produksi menciptakan
perpindahan barang.
5. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi
: adalah proses produksi berupa penyiapan data informasi yang diperlukan
3.
Jenis Jenis Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi
ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat
dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk,
proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan
jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat dari arus
atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi
menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes)
dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Perusahaan menggunakan proses
produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang
pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi
terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan
baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari,
2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan
pada faktor-faktor seperti:
(1) volume atau jumlah produk yang akan
dihasilkan,
(2) kualitas produk yang
diisyaratkan,
(3) peralatan yang tersedia untuk
melaksanakan proses.
Berdasarkan pertimbangan cermat
mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling
cocok untuk setiap situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai
industri dapat dibedakan sebagai berikut (Yamit, 2002):
A.
Proses produksi terus-menerus
Proses
produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk
dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam
proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki
karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis
produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
B.
Proses produksi terputus – putus
Produk
diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam
proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat
sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses,
sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses.
C.
Proses produksi campuran
Proses
produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan
terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap
perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Perencanaan
sistem produksi
|
Sistem
pengendalian produksi
|
Sistem
informasi produksi
|
●
Perencanaan produksi
|
●
Pengendalian proses produksi
|
●
Struktur organisasi
|
●
Perencanaan lokasi produksi
|
●
Pengendalian bahan baku
|
●
Produksi atas dasar pesanan
|
●
Perencanaan letak fasilitas produksi
|
●
Pengendalian tenaga kerja
|
●
Produksi untuk persediaan
|
●
Perencanaan lingkungan kerja
|
●
Pengendalian biaya produksi
|
|
●
Perencanaan standar produksi
|
●
Pengendalian kualitas pemeliharaan
|
|
Menajemen
Produksi
Definisi Manajemen Produksi
1. Oleh Agus
Ahyari :
Merupakan proses kegiatan untuk mengadakan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian dari produksi dan proses produksi.
2. Oleh Sukanto :
Merupakan usaha mengelola dengan cara optimal terhadap
faktor-faktor produksi atau sumber seperti manusia, tenaga kerja, mesin dan
bahan baku yang ada.
Tujuan Manajemen Produksi
Adalah memproduksi atau mengatur produksi
barang-barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat
tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Penelitian Produksi
Adalah penelitian tentang produk apa dan bagaimana
yang disukai konsumen.
Faktor - Faktor Produksi :
1. Alam
2. Modal
3. Tenaga kerja
4. Teknologi
Pengembangan Produksi
Adalah penelitian terhadap produk yang telah ada
untuk dikembangkan lebih lanjut agar mempunyai kegunaan yang lebih tinggi dan
lebih disukai konsumen.
Liniear Programming
Adalah salah satu cara atau metode untuk
menentukan kombinasi produksi yang paling optimal. Problem yang dapat
diselesaikan terbatas pada problem yang mempunyai batasan liniear, serta
mempunyai fungsi yang lancar.
Luas Produksi
Adalah jumlah atau volume output yang seharusnya
diproduksi oleh suatu perusahaan dalam suatu periode.
Akibat Luas Produksi :
1. Luas produksi yang terlalu besar berakibat
biaya yang besar dan investasi yang besar pula.
2. Luas produksi yang terlalu kecil berakibat
tidak dapatnya perusahaan memenuhi permintaan pasar.
Luas Perusahaan Dapat Diukur Dengan :
1. Bahan dasar yang digunakan
2. Barang yang dihasilkan
3. Peralatan yang digunakan
4. Jumlah pegawai yang dipekerjakan
Hubungan Luas Produksi Dengan Biaya
1. Biaya variabel : adalah biaya yang berubah-ubah
tergantung volume produksi.
a. Biaya variabrl progresif
b. Biaya variabel proporsional
c. Biaya variabel regresif
2. Biaya tetap : adalah biaya yang tidak
terpengaruh dengan perubahan volume produksi.
3. Biaya persatuan : adalah biaya total dibagi
jumlah barang yang diproduksi.
Semakin besar jumlah yang
diproduksi maka biaya persatuan makin kecil, dan begitu sebaliknya.
Kendala Dalam Mencapai Luas Produksi Maksimal
1. Faktor tidak dapat dibagi-bagi alat produksi
tahan lama
2. Berlakunya hukum hasil yang bertambah dan
berkurang
3. Berlakunya hukum guna batas yang berkurang
Penentuan Luas Produksi
1. Pendekatan konsep MC dan MR
a. Marginal cost adalah
tambahan ongkos sebagai akibat dari adanya tambahan satuan produk.
b. Marginal revenue adalah
tambahan penghasilan sebagai akibat tambahan satuan produk.
Perbandingan antara besarnya
tambahan biaya MC dengan tambahan penghasilan MR dapat membantu
menentukan luas produksi yang
paling menguntungkan.
2. Pendekatan konsep BEP
Dalam konsep ini terdapat
hubungan volume produksi, biaya dan laba.
3. Metode simplek
Adalah metode untuk menentukan
kombinasi dua atau lebih barang yang dihasilkan perusahaan agar
keuntungan maksimal.
Faktor - Faktor Yang Membatasi Luas Produksi
1. Kapasitas mesin
2. Bahan dasar
3. Uang kas yang tersedia
4.
Permintaan
Pola Produksi
Pola Produksi adalah
penentuan bagaimana kebijakan perusahaan untuk melayani penjualan.
Macam - Macam Pola Produksi
1. Pola produksi konstan atai horizontal : adalah dimana jumlah yang
diproduksi setiap periode tetap sama.
2. Pola produksi bergelombang : adalah jumlah yang diproduksi setiap
periode tidak sama mengikuti perubahan
tingkat penjualan dalam perusahaan.
3. Pola produksi moderat : adalah gelombang produksi tidak tajam,
sehingga mendekati konstan.
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pola Produksi
1. Pola penjualan
2. Pola biaya ;
a. biaya perputaran tenaga kerja
b. biaya simpan
c. biaya lembur
d. biaya subkontrak
3. Kapasitas maksimum fasilitas produksi.
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Lingkungan masyarakat
2. Sumber alam
3. Tenaga kerja
4. Transportasi
5. Pembangkit tenaga listrik
6. Tanah untuk ekspansi
Metode Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Metode kuantitatif : adalah menilai secara kuantitatif baik
buruknya suatu daerah untuk pabrik sehubungan
dengan faktor-faktor yang terdapat didaerah tersebut,
sehingga perusahaan dapat membandingkan keadaan
daerah satu dengan daerah lain.
2. Metode kualitatif : adalah konsep biaya tetap dan biaya variabel
dari lokasi yang berbeda dapat menciptakan
hubungan antara biaya dan volume produksi yang berlaku
bagi masing-masing lokasi.
3. Metode transportasi : adalah suatu alat untuk memecahkan masalah
yang menyangkut pengiriman barang,
dari
suatu tempat ke tempat yang lain.
Tujuan transportasi adalah
dari mana dan berapa jumlah yang harus didistribusikan pada masing-masing
lokasi, sehingga biaya distribusi minimum.
Perencanaan Layout
adalah perencanaan dari kombinasi yang optimal antara fasilitas produksi serta
semua peralatan dan fasilitas terlaksananya proses produksi.
Tujuan Pelaksanaan Layout adalah untuk mendapatkan kombinasi yang paling optimal antara
fasilitas-fasiltas produksi.
Layout Diperlukan Dalam Perusahaan Karena :
1. Adanya perubahan desain produk
2. Adanya produk baru
3. adanya perubahan volume permintaan
4. Lingkungan kerja yang tidak memuaskan
5. Fasilitas produksi yang ketinggalan jaman
6. Penghematan biaya
7. Adanya kecelakaan dalam proses produksi
8. Pemindahan lokasi pasar/konsentrasi terhadap pasar
Kriteria Penyusunan Layout :
1. Jarak angkut yang minimum
2. Penggunaan ruang yang efektif
3. Keselamatan barang-barang yang diangkut
4. Fleksibel
5. Kemungkinan ekspansi masa depan
6. Biaya diusahakan serendah mungkin
7. Aliran material yang baik
Langkah-Langkah Perencanaan Layout :
1. Melihat perencanaan produk yang menunjukkan fungsi-fungsi dimiliki
produksi tersebut
2. Menentukan perlengkapan yang akan dibutuhkan dan memilih mesin-mesinnya.
3. Analisa dan keseimbangan urutan pekerjaan, flow casting dan penyusunan
diagram blok daripada layout.
Klasifikasi Perencanaan Layout
1. Adanya perubahan-perubahan kecil dari layout yang ada
2. Adanya perubahan-perubahan fasilitas produksi yang baru
3. Merubah susunan layout karena adanya perubahan fasilitas produksi
4. Pembangunan
pabrik baru
Macam - Macam
Layout
1. Produk
layout
adalah berurutan sesuai dengan jalannya proses produksi dari bahan mentah
sampai menjadi barang jadi.
2. Proses
layout
Adalah kesamaan proses atau kesamaan pekerjaan yang mempunyai fungsi yang sama
dikelompokkan dan
ditempatkan dalam ruang tertentu.
3. Fixed
position (layout kelompok)
Adalah susunan komponen untuk proses produksi diletakkan
didekat tempat proses produksi dilaksanakan.
4. Material handling
Adalah ilmu untuk memindahkan, membungkus dan menyimpan
bahan-bahan dalam segala bentuk.
1.
Pengertian
Fungsi dan Jenis-Jenis Persediaan.
Pengendalian persedian merupakan
fungsi manajerial yang sangat penting karena persediaan fisik banyak melibatkan
investasi rupiah terbesar. Menurut Handoko (2000), bila perusahaan menamankan
terlalu banyak dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang
berlebihan, dan mungkin mempunyai “Opportunity Cost” (dana dapat
ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan”. Sebaliknya, bila
perusahaan tidak mempunyai persediaan yang cukup dapat mengakibatkan
biaya-biaya karena kekurangan bahan.
Istilah
persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala
sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam antisipasi
pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumberdaya internal ataupun eksternal ini
meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk
akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap dan komponen-komponen lain yang
menjadi bagian keluaran produk perusahaan.
Fungsi
fungsi persediaan
1.
Fungsi Decoupling
Fungsi persediaan ini operasi-operasi perusahaan secara
internal dan ekstrenal sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan langanan
tanpa tergantung pada supplier. Persediaan barang jadi
diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari langganan.
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak dapat
diperkirakan atau diramalkan disebut Fluctuation Stock.
2.
Fungsi Economis Lot Sizing
Persediaan berfungsi untuk mengurangi biaya-biaya per unit
saat produksi dan membeli sumberdaya-sumberdaya. Persediaan ini perlu
mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan pembelian, biaya
pengangkutan lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian
dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul
karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko kerusakan).
3.
Fungsi Antisipasi
Persediaan berfungsi sebagai
pengaman bagi perusahaan yang sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu
pengiriman dan permintaan akan barang-barang. Persediaan ini penting agar
kelancaran proses produksi tidak terganggu.
Persediaan ada berbagai jenis.
Setiap jenisnya mempunyai karakteristik khusus dan cara pengelolaannya juga
berbeda. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas (Handoko, 2002):
- Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu
persediaan barang-barang berwujud mentah. Persediaan ini dapat diperoleh
dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para Supplier atau
dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi
selanjutnya.
- Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased
paris), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari
komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara
langsung dapat dirakit menjadi produk.
- Persediaan barang dalam proses (work in process),
yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap
bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk,
tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
- Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies),
yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi,
tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
- Persedian barang jadi (finished goods), yaitu
persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam
bentuk produk dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.
Peranan persediaan
Pada dasarnya persediaan mempermudah
atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara
berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikan kepada
pelanggan. Persediaan bagi perusahaan, antara lain berguna untuk:
- Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang
atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
- Menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman
sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
- Mempertahankan stabilitas atau kelancaran operasi
perusahaan.
- Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
- Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan
sebaik-baiknya.
- Membuat produksi tidak perlu sesuai dengan pengunaan
atau penjualannya.
Persediaan sangat penting artinya
bagi suatu perusahaan karena berfungsi menggabungkan antara operasi yang
berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen.
Adanya persediaan, dapat memungkinan bagi perusahaan untuk melaksanakan operasi
produksi, karena faktor waktu antara operasi itu dapat dihilangkan sama sekali
atau dimininumkan (Assauri, 1999).
2.
Arti
Penting Persediaan Produk Jadi
Setiap perusahaan mempunyai
kebijaksanaan yang berbeda-beda dalam menentukan tingkat persediaan produk
jadi. Tujuan adanya persediaan produk jadi adalah untuk meredam fluktuasi
permintaan. Persediaan dapat difungsikan untuk memenuhi kekurangan pasokan
produk jadi di pasaran sebagai akibat permintaan yang disimpan perusahaan. Oleh
karena itu tingkat persediaan produk jadi yang ditetapkan manajemen perusahaan
memegang peran yang sangat penting dalam menjaga kestabilan pemasokan produk ke
pelanggan (Kusuma, 1999).
Fluktuasi permintaan dapat dipenuhi
dengan persediaan barang yang diproduksi pada saat sepi, dan persediaan
tersebut digunakan pada saat permintaan ramai. Biaya persediaan mencakup
asuransi, beban bunga, kerusakan, serta pajak. Akumulai persediaan dan produksi
yang tidak memenuhi permintaan, akan menyebabkan biaya sebagai akibat
pembatalan pesanan dan ketidakpuasan pelanggan (Kusuma, 1999).
Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic
Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang
dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ
dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya
penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya,
tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total
inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat
persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga
mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya
persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Barang yang diproduksi mempunyai
tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat
pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat
permintaan.
3. Selama berproduksi, besarnya tingkat
persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
3.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode EPQ
Persediaan produk dalam suatu
perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar.
Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan
disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya
minimal. Menurut Yamit (2002), permasalahan itu dapat diselesaikan dengan
menggunakan metode Economic Production Quantity (EPQ). Metode
EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam
artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Menurut Riyanto (2001), penentuan
jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel
dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
1.
Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah
persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
2.
Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya
persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Menurut Handoko (2002), biaya
persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi
berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku
yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur,
(2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4)
biaya ekspedisi dan sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya
yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya
penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin
tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
- Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk
penerangan, pemanas atau pendingin)
- Biaya modal (opportunity cost of capital)
- Biaya keusangan
- Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
- Biaya asuransi persediaan
- Biaya pajak persediaan
- Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
- Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai
hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya persiapan produksi berbanding
terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan
tingkat persediaan (Siagian, 1997). Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk
persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya
penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.
Pola Produksi adalah penentuan bagaimana kebijakan perusahaan
untuk melayani penjualan.
Macam - Macam Pola Produksi
1. Pola produksi konstan atai horizontal :
adalah dimana jumlah yang diproduksi setiap periode tetap sama.
2. Pola produksi bergelombang : adalah
jumlah yang diproduksi setiap periode tidak sama mengikuti perubahan
tingkat penjualan dalam
perusahaan.
3. Pola produksi moderat : adalah gelombang
produksi tidak tajam, sehingga mendekati konstan.
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pola Produksi
1. Pola penjualan
2. Pola biaya ;
a. biaya perputaran tenaga
kerja
b. biaya simpan
c. biaya lembur
d. biaya subkontrak
3. Kapasitas maksimum fasilitas produksi.
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi
Pabrik
1. Lingkungan masyarakat
2. Sumber alam
3. Tenaga kerja
4. Transportasi
5. Pembangkit tenaga listrik
6. Tanah untuk ekspansi
Metode Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Metode kuantitatif : adalah menilai
secara kuantitatif baik buruknya suatu daerah untuk pabrik sehubungan
dengan faktor-faktor yang
terdapat didaerah tersebut, sehingga perusahaan dapat membandingkan keadaan
daerah satu dengan daerah lain.
2. Metode kualitatif : adalah konsep biaya
tetap dan biaya variabel dari lokasi yang berbeda dapat menciptakan
hubungan antara biaya dan
volume produksi yang berlaku bagi masing-masing lokasi.
3. Metode transportasi : adalah suatu alat
untuk memecahkan masalah yang menyangkut pengiriman barang,
dari suatu tempat ke tempat yang lain.