Selasa, 30 Oktober 2012

PROPOSAL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA



PROPOSAL KEGIATAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH III DENPASAR


I.          Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang semakin cepat membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan serta dapat mengikuti perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat untuk dapat diaplikasikan dalam dunia kerja. Sumber Daya Manusia sebagai salah satu faktor penentu dari proses perkembangan teknologi memegang peranan penting karena merupakan ujung tombak dari perkembangan teknologi. Dengan Sumber Daya Manusia yang mampu mengikuti perkembangan teknologi yang semakin berkembang, maka diharapkan tujuan nasional Negara kita dapat terwujud.
Pendidikan Profesional merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Salah satu perwujudan dengan diadakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada suatu lembaga-lembaga usaha khususnya pada bidang elektronika yang sangat diperlukan masyarakat dalam mendukung kegiatan kehidupan sehari-hari. Politeknik sebagai salah satu pendidikan profesional mempunyai misi menghasilkan tenaga terampil yang menunjang kegiatan ekonomi, harus dapat menempatkan diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sektor industry/instansi/lembaga.
Program pendidikan Politeknik diharapkan dapat mempersiapkan dasar yang kuat untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkembang. Untuk itu keahlian yang dimiliki oleh lulusan pendidikan Politeknik harus mencakup aspek kompetensi profesional (profesional competence) serta aspek tingkah laku profesional (profesional attitude). Kedua sikap tersebut dibentuk melalui proses pendidikan baik yang diselenggarakan dalam kampus maupun diluar kampus. Salah satu pelaksanaan pendidikan diluar kampus adalah Praktek Kerja Lapangan (PKL). Dari Praktek Kerja Lapangan ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh di kampus dan dapat mengenal dunia kerja yang sesungguhnya.

1.1        Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan merupakan unit tugas yang harus diikuti setiap mahasiswa selain perkuliahan, praktikum, dan Tugas Akhir dalam rangka pengembangan pengetahuan mahasiswa. Praktek kerja lapangan di tujukan agar mahasiswa dapat menerapkan materi-materi yang di dapat di perkuliahan untuk di aplikasikan di lapangan/dunia kerja, Praktek kerja lapangan juga di tujukan agar mahasiswa dapat terjun langsung ke dunia kerja sebelum menghadapai dunia kerja yang sesungguhnya khususnya dalam bidang elektronika/telekomunikasi. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu tamatan Politeknik Negeri Bali khususnya Jurusan Teknik Elektro  dalam mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.

1.2        Tujuan
Tujuan dari praktek kerja lapangan di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar  adalah:
1.      Untuk mengetahui proses sistem Telekomunikasi Satelit di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
2.      Untuk mengetahui proses instrumensasi dan kalibrasi alat-alat di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

II.      Ruang lingkup praktek kerja lapangan
Ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan ini sesuai ilmu pengetahuan yang telah diberikan pada perkuliahan di Politeknik Negeri Bali khususnya Teknik Elektro  kepada mahasiswa yang akan Praktek Kerja Lapangan, diantaranya meliputi bidang-bidang yang berhubungan dengan Elektonika, Telekomunikasi Satelit, dan Pengolahan Sinyal.





III.   Pelaksanaan
Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan yaitu dari bulan Juli 2012 sampai dengan Oktober 2012. Waktu dan tempat praktek kerja lapangan di laksanakan dengan ketentuan:
1        Hari kerja sesuai kebijakan dari BMKG.
2        Mulai dari tanggal 9 Juli 2012 sampai Oktober 2012.
3        Waktu untuk bimbingan akademik mohon izin/kebijakan dari BMKG
4        Tempat: Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar.
Kami yang akan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar adalah:
1.      Nama               :           Bagus Prasetyo Purnomo
            Nim                 :           1015313012
            Semester          :           V (lima)
            Jurusan            :           Teknik Elektro
            Alamat            :           Bukit Jimbaran
            NO Hp                        :           085737345017           

2.      Nama               :           I Made Widhi Harmita
            Nim                 :           1015313013
            Semester          :           V (lima)
            Jurusan            :           Teknik Elektro
            Alamat            :           Bukit Jimbaran
            NO Hp                        :           0817550130

3.      Nama               :           Dewa Gede Gunawan
            Nim                 :           1015313031
            Semester          :           V (lima)
            Jurusan            :           Teknik Elektro
            Alamat            :           Bukit Jimbaran
            NO Hp                        :           085738685562


IV.    Jadwal Pelaksanaan PKL di BMKG
 Jadwal dan bidang pelaksanaan praktek kerja lapangan ini dapat dirubah sesuai dengan dengan kebijakan dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar.
NO
Bidang
Waktu/bulan
1
Sistem Telekomunikasi Satelit
± selama 1,5 bulan
2
Instrumentasi dan Kalibrasi
± selama 1,5 bulan


V.       Metodologi Pelaksanaan PKL.
Metodologi yang dilakukan dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) ini antara lain:
1.      Metode Observasi, adalah metode pengambilan data dengan cara langsung mengamati dan mencatat pada objek yang dipelajari.
2.      Metode Interview, adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung kepada pihak petugas perusahaan di lapangan.
3.      Metode Literatur, adalah pengambilan data dengan mempelajari literatur, yang berupa buku-buku, diktat ataupun bentuk lain yang berhubungan dengan objek yang dipelajari guna mendukung penyelesaian PKL sampai dengan penyusunan laporan.
4.      Metode Bimbingan, adalah melakukan konsultasi dan bimbingan dalam mendokumentasikan bidang keilmuan yang diperoleh selama Praktek Kerja Lapangan, pembimbingan ini dilakukan kepada pembimbing lapangan di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar dan kepada pembimbing dari Politeknik Negeri Bali.










VI.    Kewajiban Mahasiswa Selama PKL
Agar dalam melaksanakan PKL mahasiswa memperoleh hasil yang maksimal, dan tidak merugikan BMKG, maka mahasiswa peserta PKL mempunyai kewajiban di antaranya:
1.      Mentaati semua peraturan yang ditetapkan, mengikuti semua petunjuk dan saran yang diberikan oleh petugas lapangan, pembimbing lapangan maupun penanggung jawab PKL.
2.      Mengikuti semua kegiatan PKL sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
3.      Membuat laporan PKL sebagai syarat penyusunan Proyek Akhir.

VII.Penutup
Rencana kegiatan praktek kerja lapangan ini hanya merupakan acuan dalam  melaksanakan kegiatan PKL di BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH III DENPASAR. Oleh sebab itu masih mungkin terjadi perubahan-perubahan yang terjadi selama pelaksanaan praktek kerja lapangan dan di sesuaikan dengan kebijaksanaan dari pihak Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar tempat praktek kerja lapangan itu sendiri.
Demikian proposal pelaksanaan praktek kerja lapangan di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar. Proposal ini kami buat untuk mendapatkan persetujuan. Atas perhatian dan kebijaksanaannya kami ucapkan terima kasih.



Note : blok dulu sebelum baca!!!!

Rabu, 15 Agustus 2012

Padang-Padang Beach








Blue Point Beach









Proses Produksi


PENGERTIAN DAN PROSES PRODUKSI

1.      Pengertian proses produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
2.      Macam Macam Wujud Proses Produksi

1. Proses kimia : adalah proses produksi yang menggunakan sifat kimia.
2. Proses perubahan bentuk : adalah proses produksi dengan merubah bentuk.
3. Proses asembling : adalah proses produksi menggabungkan komponen-komponen mejadi produk akhir.
4. Proses transportasi : adalah proses produksi menciptakan perpindahan barang.
5. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi : adalah proses produksi berupa penyiapan data informasi yang diperlukan
3.      Jenis Jenis Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).
 Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti:
 (1) volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan,
(2) kualitas produk yang diisyaratkan,
(3) peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses.
Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut (Yamit, 2002):

A.     Proses produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.

B.     Proses  produksi terputus – putus
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses.

C.     Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.

Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Perencanaan sistem produksi
Sistem pengendalian produksi
Sistem informasi produksi
● Perencanaan produksi
● Pengendalian proses produksi
● Struktur organisasi
● Perencanaan lokasi produksi
● Pengendalian bahan baku
● Produksi atas dasar pesanan
● Perencanaan letak fasilitas produksi
● Pengendalian tenaga kerja
● Produksi untuk persediaan
● Perencanaan lingkungan kerja
● Pengendalian biaya produksi

● Perencanaan standar produksi
● Pengendalian kualitas pemeliharaan


Menajemen Produksi
Definisi Manajemen Produksi
1. Oleh Agus Ahyari :
    Merupakan proses kegiatan untuk mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dari produksi dan proses produksi.
2. Oleh Sukanto :
    Merupakan usaha mengelola dengan cara optimal terhadap faktor-faktor produksi atau sumber seperti manusia, tenaga kerja, mesin dan bahan baku yang ada. 
Tujuan Manajemen Produksi
Adalah memproduksi atau mengatur produksi barang-barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Penelitian Produksi
Adalah penelitian tentang produk apa dan bagaimana yang disukai konsumen.
Faktor - Faktor Produksi :
1. Alam
2. Modal
3. Tenaga kerja
4. Teknologi 
Pengembangan Produksi
Adalah penelitian terhadap produk yang telah ada untuk dikembangkan lebih lanjut agar mempunyai kegunaan yang lebih tinggi dan lebih disukai konsumen.

Liniear Programming
Adalah salah satu cara atau metode untuk menentukan kombinasi produksi yang paling optimal. Problem yang dapat diselesaikan terbatas pada problem yang mempunyai batasan liniear, serta mempunyai fungsi yang lancar.

 Luas Produksi
Adalah jumlah atau volume output yang seharusnya diproduksi oleh suatu perusahaan dalam suatu periode.

Akibat Luas Produksi :
1. Luas produksi yang terlalu besar berakibat biaya yang besar dan investasi yang besar pula.
2. Luas produksi yang terlalu kecil berakibat tidak dapatnya perusahaan memenuhi permintaan pasar.

Luas Perusahaan Dapat Diukur Dengan :
1. Bahan dasar yang digunakan
2. Barang yang dihasilkan
3. Peralatan yang digunakan
4. Jumlah pegawai yang dipekerjakan

Hubungan Luas Produksi Dengan Biaya
1. Biaya variabel : adalah biaya yang berubah-ubah tergantung volume produksi.
    a. Biaya variabrl progresif
    b. Biaya variabel proporsional
    c. Biaya variabel regresif
2. Biaya tetap : adalah biaya yang tidak terpengaruh dengan perubahan volume produksi.
3. Biaya persatuan : adalah biaya total dibagi jumlah barang yang diproduksi.
    Semakin besar jumlah yang diproduksi maka biaya persatuan makin kecil, dan begitu sebaliknya.

Kendala Dalam Mencapai Luas Produksi Maksimal
1. Faktor tidak dapat dibagi-bagi alat produksi tahan lama
2. Berlakunya hukum hasil yang bertambah dan berkurang
3. Berlakunya hukum guna batas yang berkurang

Penentuan Luas Produksi
1. Pendekatan konsep MC dan MR
    a. Marginal cost adalah tambahan ongkos sebagai akibat dari adanya tambahan satuan produk.
    b. Marginal revenue adalah tambahan penghasilan sebagai akibat tambahan satuan produk.
    Perbandingan antara besarnya tambahan biaya MC dengan tambahan penghasilan MR dapat membantu
    menentukan luas produksi yang paling menguntungkan.
2. Pendekatan konsep BEP
    Dalam konsep ini terdapat hubungan volume produksi, biaya dan laba.
3. Metode simplek
    Adalah metode untuk menentukan kombinasi dua atau lebih barang yang dihasilkan perusahaan agar
    keuntungan maksimal.
Faktor - Faktor Yang Membatasi Luas Produksi
1. Kapasitas mesin
2. Bahan dasar
3. Uang kas yang tersedia
4.  Permintaan

Pola Produksi

Pola Produksi adalah penentuan bagaimana kebijakan perusahaan untuk melayani penjualan.



Macam - Macam Pola Produksi
1. Pola produksi konstan atai horizontal : adalah dimana jumlah yang diproduksi setiap periode tetap sama.
2. Pola produksi bergelombang : adalah jumlah yang diproduksi setiap periode tidak sama mengikuti perubahan
    tingkat penjualan dalam perusahaan.
3. Pola produksi moderat : adalah gelombang produksi tidak tajam, sehingga mendekati konstan.

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pola Produksi
1. Pola penjualan
2. Pola biaya ;
    a. biaya perputaran tenaga kerja
    b. biaya simpan
    c. biaya lembur
    d. biaya subkontrak
3. Kapasitas maksimum fasilitas produksi.

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Lingkungan masyarakat
2. Sumber alam
3. Tenaga kerja
4. Transportasi
5. Pembangkit tenaga listrik
6. Tanah untuk ekspansi

Metode Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Metode kuantitatif : adalah menilai secara kuantitatif baik buruknya suatu daerah untuk pabrik sehubungan
    dengan faktor-faktor yang terdapat didaerah tersebut, sehingga perusahaan dapat membandingkan keadaan
    daerah satu dengan daerah lain.
2. Metode kualitatif : adalah konsep biaya tetap dan biaya variabel dari lokasi yang berbeda dapat menciptakan
    hubungan antara biaya dan volume produksi yang berlaku bagi masing-masing lokasi.
3. Metode transportasi : adalah suatu alat untuk memecahkan masalah yang menyangkut pengiriman barang,
    dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Tujuan transportasi adalah dari mana dan berapa jumlah yang harus didistribusikan pada masing-masing lokasi, sehingga biaya distribusi minimum.

Perencanaan Layout adalah perencanaan dari kombinasi yang optimal antara fasilitas produksi serta semua peralatan dan fasilitas terlaksananya proses produksi.

Tujuan Pelaksanaan Layout adalah untuk mendapatkan kombinasi yang paling optimal antara fasilitas-fasiltas produksi.

Layout Diperlukan Dalam Perusahaan Karena :
1. Adanya perubahan desain produk
2. Adanya produk baru
3. adanya perubahan volume permintaan
4. Lingkungan kerja yang tidak memuaskan
5. Fasilitas produksi yang ketinggalan jaman
6. Penghematan biaya
7. Adanya kecelakaan dalam proses produksi
8. Pemindahan lokasi pasar/konsentrasi terhadap pasar

Kriteria Penyusunan Layout :
1. Jarak angkut yang minimum
2. Penggunaan ruang yang efektif
3. Keselamatan barang-barang yang diangkut
4. Fleksibel
5. Kemungkinan ekspansi masa depan
6. Biaya diusahakan serendah mungkin
7. Aliran material yang baik

Langkah-Langkah Perencanaan Layout :
1. Melihat perencanaan produk yang menunjukkan fungsi-fungsi dimiliki produksi tersebut
2. Menentukan perlengkapan yang akan dibutuhkan dan memilih mesin-mesinnya.
3. Analisa dan keseimbangan urutan pekerjaan, flow casting dan penyusunan diagram blok daripada layout.

Klasifikasi Perencanaan Layout
1. Adanya perubahan-perubahan kecil dari layout yang ada
2. Adanya perubahan-perubahan fasilitas produksi yang baru
3. Merubah susunan layout karena adanya perubahan fasilitas produksi
4. Pembangunan pabrik baru

Macam - Macam Layout
1. Produk layout
    adalah berurutan sesuai dengan jalannya proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi barang jadi.
2. Proses layout
    Adalah kesamaan proses atau kesamaan pekerjaan yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dan
    ditempatkan dalam ruang tertentu.
3. Fixed position (layout kelompok)
    Adalah susunan komponen untuk proses produksi diletakkan didekat tempat proses produksi dilaksanakan.
4.  Material handling
    Adalah ilmu untuk memindahkan, membungkus dan menyimpan bahan-bahan dalam segala bentuk.

1.      Pengertian Fungsi dan Jenis-Jenis Persediaan.
Pengendalian persedian merupakan fungsi manajerial yang sangat penting karena persediaan fisik banyak melibatkan investasi rupiah terbesar. Menurut Handoko (2000), bila perusahaan menamankan terlalu banyak dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “Opportunity Cost” (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan”. Sebaliknya, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang cukup dapat mengakibatkan biaya-biaya karena kekurangan bahan.

Istilah persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumberdaya internal ataupun eksternal ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.
Fungsi fungsi persediaan
1.            Fungsi Decoupling
Fungsi persediaan ini operasi-operasi perusahaan secara internal dan ekstrenal sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan langanan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut Fluctuation Stock.
2.            Fungsi Economis Lot Sizing
Persediaan berfungsi untuk mengurangi biaya-biaya per unit saat produksi dan membeli sumberdaya-sumberdaya. Persediaan ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko kerusakan).
3.            Fungsi Antisipasi
Persediaan berfungsi sebagai pengaman bagi perusahaan yang sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang. Persediaan ini penting agar kelancaran proses produksi tidak terganggu.

Persediaan ada berbagai jenis. Setiap jenisnya mempunyai karakteristik khusus dan cara pengelolaannya juga berbeda. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas (Handoko, 2002):
  1. Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang-barang berwujud mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para Supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.
  2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased paris), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi produk.
  3. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
  4. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
  5. Persedian barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam bentuk produk dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.


Peranan persediaan
Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikan kepada pelanggan. Persediaan bagi perusahaan, antara lain berguna untuk:

  1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
  2. Menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
  3. Mempertahankan stabilitas atau kelancaran operasi perusahaan.
  4. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
  5. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya.
  6. Membuat produksi tidak perlu sesuai dengan pengunaan atau penjualannya.

Persediaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan karena berfungsi menggabungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Adanya persediaan, dapat memungkinan bagi perusahaan untuk melaksanakan operasi produksi, karena faktor waktu antara operasi itu dapat dihilangkan sama sekali atau dimininumkan (Assauri, 1999).

2.      Arti Penting Persediaan Produk Jadi
Setiap perusahaan mempunyai kebijaksanaan yang berbeda-beda dalam menentukan tingkat persediaan produk jadi. Tujuan adanya persediaan produk jadi adalah untuk meredam fluktuasi permintaan. Persediaan dapat difungsikan untuk memenuhi kekurangan pasokan produk jadi di pasaran sebagai akibat permintaan yang disimpan perusahaan. Oleh karena itu tingkat persediaan produk jadi yang ditetapkan manajemen perusahaan memegang peran yang sangat penting dalam menjaga kestabilan pemasokan produk ke pelanggan (Kusuma, 1999).
Fluktuasi permintaan dapat dipenuhi dengan persediaan barang yang diproduksi pada saat sepi, dan persediaan tersebut digunakan pada saat permintaan ramai. Biaya persediaan mencakup asuransi, beban bunga, kerusakan, serta pajak. Akumulai persediaan dan produksi yang tidak memenuhi permintaan, akan menyebabkan biaya sebagai akibat pembatalan pesanan dan ketidakpuasan pelanggan (Kusuma, 1999).

Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.      Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.      Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.      Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.


3.      Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode EPQ
Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Menurut Yamit (2002), permasalahan itu dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Economic Production Quantity (EPQ). Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
                                          1.            Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
                                          2.            Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Menurut Handoko (2002), biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya ekspedisi dan sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
  1. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
  2. Biaya modal (opportunity cost of capital)
  3. Biaya keusangan
  4. Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
  5. Biaya asuransi persediaan
  6. Biaya pajak persediaan
  7. Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
  8. Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan (Siagian, 1997). Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.

Pola Produksi adalah penentuan bagaimana kebijakan perusahaan untuk melayani penjualan.

Macam - Macam Pola Produksi
1. Pola produksi konstan atai horizontal : adalah dimana jumlah yang diproduksi setiap periode tetap sama.
2. Pola produksi bergelombang : adalah jumlah yang diproduksi setiap periode tidak sama mengikuti perubahan
    tingkat penjualan dalam perusahaan.
3. Pola produksi moderat : adalah gelombang produksi tidak tajam, sehingga mendekati konstan.

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pola Produksi
1. Pola penjualan
2. Pola biaya ;
    a. biaya perputaran tenaga kerja
    b. biaya simpan
    c. biaya lembur
    d. biaya subkontrak
3. Kapasitas maksimum fasilitas produksi.


Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Lingkungan masyarakat
2. Sumber alam
3. Tenaga kerja
4. Transportasi
5. Pembangkit tenaga listrik
6. Tanah untuk ekspansi

Metode Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Metode kuantitatif : adalah menilai secara kuantitatif baik buruknya suatu daerah untuk pabrik sehubungan
    dengan faktor-faktor yang terdapat didaerah tersebut, sehingga perusahaan dapat membandingkan keadaan
    daerah satu dengan daerah lain.
2. Metode kualitatif : adalah konsep biaya tetap dan biaya variabel dari lokasi yang berbeda dapat menciptakan
    hubungan antara biaya dan volume produksi yang berlaku bagi masing-masing lokasi.
3. Metode transportasi : adalah suatu alat untuk memecahkan masalah yang menyangkut pengiriman barang,
    dari suatu tempat ke tempat yang lain.