Senin, 13 Februari 2012

Menanam ari-ari

Upacara Manusa yadnya
(menanam ari-ari)

→ Fungsi menanam Ari-Ari
            Upacara ini dilaksanakan pada waktu bayi baru dilahirkan. Upacara ini adalah sebagai ungkapan kebahagiaan atas kehadiran si kecil di dunia.

→ Cara Menanam Ari-Ari
            Menurut hindu di bali beberapa hal yang harus dilakukan saat menanam ari-ari:
1. Ari-ari di bersihkan dengan air biasa kemudian dengan air kembang telon (kum-kuman). Lalu dimasukkan dalam kelapa.
2. Kelapa di bersihkan, potong tengah-tengahnya, masukkan ari-ari kedalamnya, bungkus terlebih dahulu ari-ari dengan kain putih, bersamanya dimasukkan juga jarum, duri-durian, rempah-rempah, tulisan ha-na-ca-ra-ka, tilisan yang berisi harapan-harapan orang tuanya, buku tulis, pensil.
3. Sebelumnya kelapa-kelapa tersebut dibungkus dengan kain putih. Ujung kain disatukan, diisi satu buah kuangen dengan uang kepeng bolong Bali tujuh biji kemudian diikat dengan benang tukelan Bali. Dilengkapi dengan bekel ari-ari yaitu daun lontar yang tlah ditulisi huruf Bali. Secara umum isi dari seruratan tersebut adalah mohon perlindungan pada ibu pertiwi dan mohon agar ibu pertiwi berkenan mengantarkan Sang Catur Sanak dan si jabang bayi menuju jalan yang ditentukan oleh sang pencipta.
4. Mengenai ukuran sesuratan yang akan di pakai sebaiknya dengan panjang satu jengkal dan lebarnya dua jari dan berlubang tiga. Pada lubang atas diikat dengan benang berisi uang kepeng Bali tiga biji.
5. Usai membuat sesuratan, semua sarana ditimbun. Perlu diingat sebelum kendil atau kelapa itu digunakan, pada bagian tutup kendil atau belahan kelapa bagian atas ditulis dengan aksara OM KARA (OM) dan pada dasar alas kendil atau bagian bagian bawah kelapa ditulis aksara AH KARA (AH).
6. Di sebelahnya ditancapkan sanggah crukcuk harus diisi tutup kulit bambu, dengan upacara banten peras telung sayut, penyeneng dan tumpeng pancawarna, sekar sarwa miik. Dan upakara untuk Catur Sanak berupa segehan kepelan Catur Warna, lauknya bawang jae diisi sedikit garam dan satu tangkih berisi sedikit beras, porosan, benang Bali dan dua biji uang kepeng dengan sampeyan plaus.
7. Setelah itu kelapa yang berisi ari-ari dan lain-lain ditanam. Anak yang lahir laki-laki maka kelapa tersebut ditanam disisi kanan pada pintu keluar (posisi menghadap keluar rumah). Jika yang lahir perempuan maka ari-arinya ditanam disebelah kiri. Setelah ditimbun, diatasnya ditanam pohon pandan berduri.
8. Mantra menanam ari-ari : "Om ibu pertiwi rumaga bayu, rumaga amerta sanjiwani, angermertani sarwa tumuwuh (nama bayi) mangde dirgayusa nutugang tuwuh".
Artinya : "Om Hvang Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai pertiwi,penguasa segala kekuatan, penguasa kehidupan menghidupi segala yang lahir/tumbuh, (nama bayi) semoga panjang umur".
9. Di tanah bekas menanam ari-ari, diatasnya diberi penerangan yang harus hidup apalagi waktu malam harus tetap hidup. Lebih baik ditutup dengan keranjang,agar tidak diganggu binatang sedangkan untuk upakara si bayi yaitu nasi muncuk kuskusan dan dapetan satu tanding. Kemudian pada ari-ari tersebut didampingi dengan lampu minyak.
10. Didalam kamar disiapkan dulang kecil yang berisi dapetan untuk memuja dewa kumara (dewa penjaga anak-anak). Dapetan, terdiri dari nasi berbentuk tumpeng dengan lauk pauknya (rerasmen) dan buah-buahan.

→ Makna dari Isi Ari-Ari
1. Kelapa itu adalah perwujudan kelapa Dewa Brahma. Salah satu dari lima kelapa Dewa Brahma berkepala empat dan dipuja sebagai Dewa Brahma Catur Muka. Dan dengan pemakaian kelapa tersebut adalah agar spirit dari Sang Catur Sanak dapat berguna untuk membantu si bayi mengembangkan kreativitas hidupnya agar bermakna dalam hidup ini. Tercapainya Dharma, Artha, Kama sebagai landasan umum mencapai tujuan akhir yaitu moksa.
2. Dalam mitosnya pandan berdur diambil dari cerita Dewi Adnyaswari disana diceritakan bahwa tetesan darah dari anak Catur Sanak tersebut tumbuh menjadi tanaman yang berduri. Selain itu makna memberi pandan juga dimaksud sebagai senjata untuk melindunginya. Kemudian ditindas dengan batu besar rata permukaannya.
3. Maksud dari sanggah crukcuk ini adalah sebagai rtana Sang Hyang Prjapati.
4. Lampu minyak atau penerangan yang berfungsi sebagai penerang dan pembakaran guna sama-sama meningkatkan kesucian antara bayi dan Catur Sanaknya. Ditambahkan, sebaiknya menggunakan lampu minyak kelapa.
5. Garam merupakan simbol kehidupan, dan nantinya si anak jika besar akan mampu 'menggarami' dunia, agar menjadi tempat yang nikmat dan enak bagi siapa saja bak rasa masakan yang lezat.
6. Uang menggambarkan harapan, kelak nanti sang anak tidak akan kekurangan dalam hal materi. Berjumlah sepasang, agar dalam mencari materi dia tetap menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekelingnya, tidak asal 'tabrak' dan juga agar tidak lupa bersedekah jika lebih.
7. Jarum yang tajam adalah gambaran pikiran yang tajam dari sang anak. Beras merah meyimpan harapan agar sang anak tidak pernah kekurangan pangan.
8. Beras merah dengan maksud apa yang dimakan memberikan kekuatan dan kesehatan bagi sang bayi. Beras merah juga menggambarkan kejujuran dalam berusaha, dan lambang keterikatan dengan keluarga.
9. Kain putih melambangkan ambng gelap dan terang.